SUARA INDONESIA NGANJUK

Pengusaha Pakan Ternak, Abaikan Dampak Pembangunan Pabrik di Desa Gebangkerep, Puluhan Hektar Sawah Terendam Banjir

Magang - 04 January 2021 | 20:01 - Dibaca 245 kali
Kriminal Pengusaha Pakan Ternak, Abaikan Dampak Pembangunan Pabrik di Desa Gebangkerep, Puluhan Hektar Sawah Terendam Banjir
Dampak Pembangunan Pabrik Pakan Ternak, Salahi Peraturan Irigasi Sawah

NGANJUK - Proyek pembangunan sebuah pabrik pakan ternak yang berada di wilayah Kecamatan Baron, tepatnya di Desa Gebangkerep, kini menuai protes keras dari para petani setempat. 

Pasalnya, pembangunan Pabrik Pakan ternak tersebut disinyalir kurang peduli dan terkesan mengabaikan lingkungan sekitar.

Menurut keterangan dari beberapa petani, salah satu dampak dibangunnya pabrik pakan ternak tersebut yakni saluran irigasi tersumbat dan tidak bisa mengalir dengan lancar. Tidak hanya itu, jika hujan tiba, puluhan hektar ladang sawah yang berada di sekitar lokasi pembangunan Pabrik terendam banjir.

Jika hal itu dibiarkan, maka dikhawatirkan para petani akan mengalami gagal panen. 

Jadi, wajar saja jika para Petani mengeluh dan menuntut agar pemilik pembangunan Pabrik Pakan Ternak PokPhan di desa gebangkerep dalam hal ini segera merespon dan menyikapi persoalan tersebut.

Warga desa gebangkerep berinsial S yang tidak mau disebutkan namanya, salah satu petani yang berhasil ditemui wartawan ini mengatakan, sebelumnya para petani juga pernah berupaya dengan mematok jalan persawahan yang di lalui truk agar tidak menyumbat saluran irigasi. Namun, usaha pencegahan itu tak membuahkan hasil, karena pihak pelaksana proyek justru menghilangkan patok tersebut.

“Sepertinya, pelaksana proyek terkesan acuh tentang dampak yang ditimbulkan (pembangunan pabrik-red). Akibatnya, membuat saluran air irigasi para petani tidak bisa mengalir dan mengakibatkan banjir dipersawahan warga,” ungkap warga yang tidak mau disebutkan namanya disini, pada wartawan, Senen, (4/01/2021).

Dia juga mengatakan, tak sedikit warga juga mengeluhkan dampak pembangunan pabrik itu. Sebab, jalan menuju akses persawahan mereka rusak lantaran di gunakan untuk truk muatan proyek pembangunan tersebut.

Lalu, apakah para petani tidak mendatangi pihak perusahan langsung untuk mengadu atau komplain perihal persoalan tersebut? Ditanya demikian, pihaknya mengatakan, sebelumnya para petani juga pernah melakukan protes kepada pihak pabrik. Namun, pihak pabrik nampaknya tidak menganggapya dengan serius.

“ Kami pernah meminta agar dilakukan perbaikan saluran irigasi. Meski pernah dilakukan, tapi itupun tidak sesuai dengan keinginan para petani. Buktinya, ketika hujan tiba sawah-sawah kami tetap kebanjiran karena saluran masih tersumbat, “ cetusnya, dengan nada kesal. (Roy) 

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Magang
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya